Beranda, Puisi

IILAA MATAA

Aku pernah bersekutu dengan rindu.
Dan aku katakan jika ada pesan cinta darimu jangan di sampaikan, sebab figurmu akan selalu ada ingatan dan aku tak butuh itu.
saat ini yang aku butuhkan adalah saling bertemu.

Pernah kubertanya,
Apa itu bahagia?
Bagaimana wujudnya?
Dan hari ini aku tahu jawabnya.
Iya, setelah mengenalmu.

Tapi tak jauh dari itu
selepas kepergian mu
aku tak tahu
untuk bertahan berapa lama
perihal rasa dan kerinduan
sampai kapan?
iya sampai kapan aku menahan itu
sampai kapan?
kita aku bertemu
sampai kapan?
kita terus saling merindu
akan kehadiran dan kepulanganmu

Meski dirimu berselimut kabut tebal, aku tetap bisa merasakan hadirmu.
Kau tahu kenapa?
Sebab, hanya derap langkahmu yang mampu mendebarkan jantungku.

Beranda, Puisi

Aku Rela

Maafkan aku telah mengusik ketenanganmu
Maafkan aku yang selalu menuntut mu untuk hidup bersamaku
Aku tau siapa aku dan siapa pula dirimu

jika dia bisa membuatmu bahagia
maka semoga waktu bisa membuatku lupa
lupa…
iyaa lupa, lupa tentang kisah kita berdua

jikalau pun takdirmu adalah dia
maka akupun akan bahagia diatas bahagiamu dan dia.
mungkin kita bisa memaksa mulut untuk berdusta. Tapi tidak dengan hati kita berdua sebab rasa dan cinta.

aku rela kau bersama nya
akupun rela takdirmu berpihak pada dia
dan maaf cinta tak bisa dipaksa
kalaupun terpaksa apakah kamu yakin aku (aku yang kau cinta) akan bahagia?

Beranda, Puisi

Nafas Penantian

Seringkali aku berpikir, jauh ke depan
Membayangkan dirimu
Ya, itu dirimu…

ku mencoba berfikir jikalau suatu saat akan duduk di sampingku
Terlintas sesosok bayangan
Akankah itu adalah dirimu? Tangan itu,Apakah tangan itu yang suatu saat akan menggenggam erat tanganku ini? Yang akan senantiasa menguatkan dikala aku mulai lelah memikul beratnya beban hingga aku merasakan sebuah kekuatan yang sesungguhnya

Mata itu, Akankah bola mata itu yang kelak akan meneduhkan hati ku yang sedang gundah gulana
Yang melalui tatapan indahnya ia akan senantiasa menyejukan bahkan menenangkan

Bibir mungil itu, Apakah bibir itu yang nantinya tak akan pernah lelah memotivasi dan menasihatiku? Menuangkan setiap tutur indahnya dalam bait-bait puisi kehidupanku
Yang jelas aku tidak tahu pasti
Aku tak pernah mencemburui,
Pun aku tak pernah memberi harapan berlebih,Yang aku tahu
Engkau selalu hadir dalam mimpi-mimpi indahku,Engkau selalu ada dalam bait-bait do’a ku

Sebab namamu,
Tiap cawanku berisikan aksara yang indah.
Tatkala kuingat senyummu,
Tiap kataku bermakna dan merayu.
Dalam tiap bait itu,
Dirimu menjadi pusat dari keindahan puisiku..

Semoga tetap terjaga, Hingga waktunya tiba..

Beranda, Puisi

Ini Tentang Proses

Proses itu panjang
Proses itu tidak ada yang instan
Proses itu penuh perjuangan
Proses itu penuh pertimbangan
Proses itu penuh keikhlasan
Proses itu butuh pemikiran mendalam
Proses itu butuh yang namanya perngorbanan
Proses itu penuh teka-teki
Proses itu penuh misteri
Proses itu semua yang pernah kita lewati bahkan hingga detik ini
dimana detik ini yang selalu ku semogakan dalam doa panjangku pada Rabb ku

Proses, iyaa Proses…

Proses itu tak mengenal waktu
bahkan proses itu tak terbatas waktu
aku akan tetap berproses baik dan membaikkan.

Beranda, Puisi

Ini Tentang Hati

Layaknya sebuah bangunan. Sejak penghuninya pergi, bangunan itu telah ditutup. Pintunya sudah digembok rapat. Dan kunci gemboknya telah dibuang jauh. Bisa saja sampai ke dasar laut, hingga tidak ada seorangpun yang dapat menemukannya kembali. Hingga tak seorangpun bisa memasuki bangunan itu lagi.

Beberapa kali ada seseorang yang mencoba mengetuknya, namun semua sia-sia. Tidak ada sedikitpun tanda-tanda pintu bangunan itu akan dibuka. Bahkan sempat beberapa kali ada yang mencoba mencongkelnya, namun hal itu tetap sia-sia belaka. Semuanya sama. Tidak ada satupun yang berhasil mencongkelnya. Gembok itu sudah terkunci mati.

Sebenarnya jangan khawatir, ada satu cara untuk memasuki rumah itu. Ada satu kunci cadangan. Dimana kunci yang bisa menembus gembok kuat itu. Kunci yang bisa menembus pintu bangunan itu setelah bertahun-tahun lamanya tidak pernah sekalipun terbuka. Bahkan tak seorangpun yang bisa menerobosnya, dan masuk ke dalam nya.Dan kunci itu ada, ada di dalam nya. Sebenarnya sejak ditinggal oleh penghuni lamanya, rumah itu tidak benar-benar kosong. Rumah itu tidak benar-benar hampa. Ada yang tetap tinggal disana. Dia yang selalu menjaga agar gembok itu tidak melemah. Dia yang selalu menjaga agar gembok itu tidak mudah dipatahkan. Dan bahkan, hanya melalui Dia lah gembok itu dapat terbuka kembali. Karena tak semuanya pergi, seperti kunci.

Gembok itu akan tetap kuat, gembok itu akan tetap terkunci rapat. Hingga ada yang berhasil merayu Dia.

Dia, Sang Penghuni bangunan, untuk mengizinkannya memasuki bangunan itu. Sebagai penghuni baru dan akan menetap selamanya. Bahkan sampai saat bangunan itu tak lagi bisa ditempati dan pengguni keduanya mati yang terbingkai dalam cinta abadi.

Beranda, Puisi

Say to No “Bertekuk lutut di hadapan duka”

Aku tau kadang dalam hidup
tidak semua yang kita mau
tidak semua yang kita harapkan
bisa terwujudkan begitu saja

peluh itu pasti ada, kesah itu pasti nyata adanya
bahkan aku yakin dan itu aku alami sendiri
tak jarang pula kita seketika
meneteskan sebuah air mata duka

lantas,

apakah hanya hal sekecil itu
lalu kita bertekuk lutut
di hadapan duka?
Bahkan sekalipun harapan itu tak menjadi nyata

Bukan seperti itu,

sesuatu itu tidak ada yang sia-sia
cobalah kalian sejenak bermuhasabah
satu yang perlu kalian ingat.
Hadapi dan jalani dan jangan lupa intropeksi diri
ikuti arusnya, nikmati prosesnya
Allah tau kapan kau akan memperoleh kebahagiaan dari Nya

Hadapi segala ujian
Dalam kesusahan yakinlah ada kemudahan
Peluk kembali setiap serpihan asa yang barangkali masih menyisakan luka.

Beranda, Puisi

Sebelum tinggal kenangan

Di hari ini

Di menit ini

Bahkan di detik ini

Aku akan lepaskan dan merelakan

Anganku yang belum tersampaikan

Aku putuskan untuk tidak menyimpan rasa lagi untukmu

Jangan tanya mengapa

Karna aku yakin kau yang lebih mengetahuinya

Sebelumnya aku tak pernah rela

Sebelumnya hal itu tak pernah ada

Tapi apa daya, kau hanya ilusi semata

Yang selalu membuat diri ini nestapa di relung hampa

Izinkan aku bertanya satu hal sebelum aku tinggalkan

Jika kelak kita memang di takdirkan untuk kembali bersama, apa yang ingin kau katakan pada dunia bahkan apa yang ingin kau katakan kepada temannya yang sekarang mereka tak pernah tau posisi kita?

Tak Berkategori

Catatan di penghujung Desember

Akhir…

Bagiku semua bukanlah berakhir

Akan tetapi semuanya akan lebih baru

Semuanya akan lebih baik

Aku yakin itu

Selama ini, sejauh ini aku banyak merangkai angan

Entah mengapa semua itu tak bisa ku urai

Mungkin ini salah ku

Mungkin ini nasib ku

Tak sepantasnya aku mengadu pada sang waktu

Aku lupa bahwa waktu akan terus berlaju

Entah akan di bawa kemana jiwa dan ragaku

Sementara itu kadang aku menghiraukan yang terjadi padaku

Banyak harapan di penghujung desemberku

Tapi cukup aku dan tuhanlah yang tau

Beranda, Puisi

Benarkah Sakitku sebabmu?

Kamu egois…
kamu tidak pernah memikirkan perasaanku
kamu acuh terhadapku
andai kau tau
sakitku adalah sebabmu
aku memikirkan hatimu
aku memikirkan perasan mu
sampai aku lupa dengan diriku
aku lupa dengan keadaan ku
aku lupa segalanya tentang hidupku
aku tau siapa dirimu bahkan aku pun juga tau siapa diriku

Aku terbelenggu pada setiap putaran sang waktu
kau biarkan aku terhimpit pada waktu yang tak pernah memihak padaku
kau biarkan aku rindu
akan terus hadirmu
tapi kau tak pernah peduli hal itu
lalu, bagaimana janji mu yang pernah kau ucap dulu itu
di atas ketinggian itu kau berjanji tak akan meninggal kan ku
aku sudah percaya akan hal itu
tapi bodohnya aku
aku semudah nya mempercayaimu
hingga saat ini sakitku ini adalah sebabmu

Beranda, Puisi

Harapan yang sirna

Aku percaya bahwa takdir tak selamanya bahagia
kadang datang memberi sejuta luka yang terbungkus lara
aku tau dirimu tak perna punya rasa seperti apa yang pernah aku rasa sebelumnya
namun aku harap kau tak membiarkan diri ini hampa.

Tapi, apa nyatanya…
kau buat harapan ini sirna
kau hancurkan dongeng ini dengan sebuah alasan yang tak terduga
aku kecewa
bahkan aku terluka dengan hati yang tak terima akan kenyataan yang telah tiba

Aku sadar ini kesalahan saya
andai saya tidak pernah mengungkap kan nya
ku yakin semua akan baik-baik saja
tapi setelah sekian lama kita saling berbagi cerita dan aku merasa aku bahagia
Aahh dirimu seolah-olah tak pernah ada dalam cerita yang kita bina
lantas aku harus bagaimana?
haruskah aku mengeluh pada takdir sang maha kuasa