Beranda, Puisi

Saat Di Titik Terendah

Percaya atau tidak

Diyakini atau tidak

Dipungkiri atau tidak

Terserah kalian

Tapi, setiap insan pasti pernah merasakan sedang berada di suatu titik terendah dalam hidupnya

Lesu, murung, melamun, tak berani maju karena khawatir telah mengkelabui percaya diri

Kehilangan motivasi, sedih, merintih,lelah, resah, gelisah, sambat dan pada akhirnya ia terlambat

Ia terlambat untuk menyadari dirinya

Ia lupa bagaimana caranya agar bangkit

Sebelum jatuh sakit

Ia lupa bahwa dirinya sosok yang kuat

Ia lupa bahwa dirinya mempunyai mempunyai banyak tekad

Cobalah berdiri cepat, majulah, melangkahlah, dan larilah sejauh mungkin.

Hadapi jangan terlalu lama untuk diratapi

Pada akhirnya kau akan mengenali dirimu yang memang dilahirkan dan ditakdirkan tuk salah dan menyelesaikan masalah itu sendiri

Yakinlah dan Bismillah…

Artikel, Beranda

Mitos Mahasiswa Organisasi

Lumrah, anak organisasi merupakan mahasiswa yang biasanya sangat sibuk. Aktivitasnya padat. Kuliah rapat-kuliah rapat. Sabtu Minggu masih sibuk rapat.
Di dalam otaknya tidak terlalu banyak agenda shoping atau jalan-jalan. Kalau pun shoping atau jalan-jalan, lebih banyak dimaksudkan untuk mempererat tali persaudaraan sesama anak organisasi. Yang sangat di prioritaskan adalah ‘Ngopi’ iya, Ngobrol Pintar He..He..He.

Memiliki teman yang lebih banyak dan beragam dibandingkan mahasiswa yang tidak ikut organisasi. Atau mahasiswa kuliah pulang-kuliah pulang. Kenapa mereka sangat suka berorganisasi? Inilah beberapa mitos yang dikembangkan di dunia organisasi selama mahasiswa:

1. Kepandaian tidak sekadar IPK

Kata Siapa anak organisasi memiliki IPK rendah? Banyak kok anak organisasi mempunyai IPK lebih tinggi dari mahasiswa yang akademisi. Mereka tidak risau kalaupun IPK nya rendah. Mereka baru risau jika organisasinya bermasalah. Mereka rela mati-matian membela organisasinya. Bahkan, tidak jarang anak organisasi rela bolos demi organisasi. Benar bukan?

Anggapan anak organisasi adalah bahwa belajar tidak harus di kelas. Kepandaian seseorang tidak bisa sekadar diukur dari IPK. IPK tidak mampu merepresentasikan kepandaian atau keahlian seseorang.
Sebagian dari kalian mungkin sudah banyak yang tau IPK hanya menilai seorang mahasiswa dari sisi akademik nya saja. Asal kalian rajin masuk kelas, rajin mengerjakan tugas, aktif di kelas, apalagi dekat sama dosen IPK kalian sudah dijamin tinggi.

Anak organisasi merasa lebih tulus ketika mereka belajar di organisasi. Mereka tidak dibayang-bayangi atau di hantui oleh IPK. Mereka rela mengabdi tanpa mengharap balas budi, mulai dari jiwa, raga, bahkan finansialnya demi kemajuan organisasi. Baginya, ini adalah capaian yang jauh lebih berharga daripada sekadar goresan IPK di atas kertas.

Akan tetapi, itu semua menjadi mitos belaka jika anak organisasi memiliki akademik yang hancur akibat ikut organisasi. Mitos anak organisasi punya IPK Nasakom (Nasib satu koma) coba lihat dan tanyakan teman kalian yang menjadi aktivis kalau tidak percaya. Itu menjadi mitos jika ada yang mengatakan anak organisasi tidak sempat belajar akademik dengan alasan belajar di organisasi jauh lebih riil. Kalian tahu kenapa?

Pertama, anak organisasi seharusnya sudah pandai mengatur waktu. Mereka harus bisa memanajamen agar organisasi tidak mengganggu kuliah, dan sebaliknya, kuliah juga tidak mengganggu organisasi. Jika anak organisasi memiliki ketimpangan pada salah satu bagian tersebut, itu namanya belum tuntas di organisasi.
Kedua, kedalaman materi sangat dibutuhkan di organisasi.

Pelajaran-pelajaran di kelas sangat berpengaruh terhadap cara seseorang berorganisasi. Semakin tinggi tingkat pemahaman teori di kelas, semakin cerdas pula mahasiswa tersebut di dalam organisasi. Mereka akan dapat mengaitkan, menggabungkan, atau menyatukan antara teori dan praktik. Sehingga pengetahuannya sangat komperehensif. Bukan kah demikian?

Oleh karena itu, sudah seharusnya anak organisasi juga memiliki kemampuan akademik. Jadi dari situ akan menjadi seorang yang akademisi dan organosatoris. Kalau tidak, khawatirnya, selama di organisasi mereka hanya menjadi event organizer. Mereka tidak memiliki gagasan yang cemerlang dan orisinil.

2. Memiliki Relasi yang luas

Anak organisasi sudah biasa beriteraksi dengan banyak orang dari berbagai latar belakang. Teman-teman anak organisasi biasanya lintas jurusan, lintas fakultas, bahkan lintas universitas. Interaksi intensif juga biasa dilakukan baik dengan sesama mahasiswa, birokrasi, hingga masyarakat umum. Hal itu sudah menjadi kegiatan sehari-hari, hal itu di mulai dari lingkaran kecil yakni apalagi kalau bukan warung kopi. He..he..he

Dalam jangka panjang, orang-orang kenalan anak organisasi tersebut bisa dimanfaatkan sebagai partner membangun masa depan. Bisa partner bisnis, jaringan informasi, dan sebagainya. Sehingga tidak heran bila anak organisasi ketika lulus dari bangku kuliah lebih cepat mendapatkan pekerjaan atau lebih cepat sukses. Itu analisis penulis saja, ingat kalau hal rezeki tetap ada di garis qodrullah sang kuasa. Kita sebagai makhluk nya hanya bisa berusaha melalui hal-hal kecil itu.

Mengapa? Karena jaringan tersebut hanya dapat berfungsi seiring dengan kualitas diri. Meskipun memiliki jaringan yang luas tapi jika anak organisasi tersebut tidak memiliki kualitas diri maka jaringan tidak berfungsi.

Misalnya, Siti adalah anak organisasi. Siti memiliki jaringan namanya Ahmad. Si Ahmad memiliki perusahaan dan sedang butuh karyawan. Meskipun Si Ahmad kenal dengan si Siti, tapi jika Siti tidak memiliki kualitas diri yang baik maka si Ahmad tidak mungkin menarik siti untuk bekerja di perusahaannya. Si Ahmad pasti masih berpikir rasional dan berfikirn1001 kali lagi. Si Ahmad tidak mau perusahaannya bangkrut hanya karena menarik karyawan yang tidak kompeten.

3. Lancar public speaking

Sudah bukan hal baru lagi jika anak organisasi biasa berpidato di hadapan publik. Setidaknya dia sudah sering memimpin rapat atau berpidato di hadapan panitia. Kebiasaan ini biasanya berefek ketika anak organisasi di dalam kelas. Anak organisasi biasanya lebih vokal. Buktikan lah

Tapi, tahukah kalian, kemampuan berbicara di publik hanya akan menjadi bahan tertawaan jika tidak diikuti pengetahuan yang luas. Meskipun dia berani berbicara di publik tapi jika tidak memiliki pengetahuan yang luas pasti isinya itu-itu saja. Ketika berbicara di tempat A isinya itu. Pindah tempat, ya itu lagi. Pindah lagi, ya itu lagi. Sehingga orang akan bosan mendengarkan hal tersebut. Orang malas.

Oleh karena itu, agar tiga bagian di atas tidak menjadi mitos belaka maka anak organisasi juga harus selalu meningkatkan kualitas diri. Janggan hanya pintar mengkritisi tapi imbangi dengan evaluasi diri. Wawasan atau pengetahuan dan kompetensi dirinya harus terus ditingkatkan lagi. Sehingga, anak organisasi benar-benar menjadi mahasiswa yang paripurna. Mahasiswa yang ideal. Mahasiswa yang tidak sekadar pandai teori tapi juga bisa praktik. Sebab, praktik tanpa teori berarti buta. Teori tanpa praktik berarti pincang.

Salam Mahasiswa ✊

Beranda, Puisi

IILAA MATAA

Aku pernah bersekutu dengan rindu.
Dan aku katakan jika ada pesan cinta darimu jangan di sampaikan, sebab figurmu akan selalu ada ingatan dan aku tak butuh itu.
saat ini yang aku butuhkan adalah saling bertemu.

Pernah kubertanya,
Apa itu bahagia?
Bagaimana wujudnya?
Dan hari ini aku tahu jawabnya.
Iya, setelah mengenalmu.

Tapi tak jauh dari itu
selepas kepergian mu
aku tak tahu
untuk bertahan berapa lama
perihal rasa dan kerinduan
sampai kapan?
iya sampai kapan aku menahan itu
sampai kapan?
kita aku bertemu
sampai kapan?
kita terus saling merindu
akan kehadiran dan kepulanganmu

Meski dirimu berselimut kabut tebal, aku tetap bisa merasakan hadirmu.
Kau tahu kenapa?
Sebab, hanya derap langkahmu yang mampu mendebarkan jantungku.

Beranda, Puisi

Tetaplah tinggal dalam ingatan

Sepasang mata tertuju pada chatmu
yang sudah lama ku letakkan jemari lentik di ponsel itu
sejenak kembali ku ingat pesanmu
“aku sudah tak mencintamu”
resah, sungguh ku terpukul pilu
tapi tak setitik pun kau tau itu
bahkan ku tak menyangka terhadap ucapan bejat mu

mudahnya kau menoreh luka
pada hati yang sudah tersika
sekian lama aku mendamba
hidup susah kita akan bersama
cukup…
cukup aku tau kau begitu pandai berkata dusta
dulu kau berkata bahwa aku wanita yang selalu kau sebut dalam doa
nyata nya kau lelaki bermulut dua

ku tak berharap sebuah perhatian
cukup satu dari sekian harapan
tetaplah tinggal dalam rumah ingatan
walaupun engkau berhati setan

Beranda, Puisi

Aku Rela

Maafkan aku telah mengusik ketenanganmu
Maafkan aku yang selalu menuntut mu untuk hidup bersamaku
Aku tau siapa aku dan siapa pula dirimu

jika dia bisa membuatmu bahagia
maka semoga waktu bisa membuatku lupa
lupa…
iyaa lupa, lupa tentang kisah kita berdua

jikalau pun takdirmu adalah dia
maka akupun akan bahagia diatas bahagiamu dan dia.
mungkin kita bisa memaksa mulut untuk berdusta. Tapi tidak dengan hati kita berdua sebab rasa dan cinta.

aku rela kau bersama nya
akupun rela takdirmu berpihak pada dia
dan maaf cinta tak bisa dipaksa
kalaupun terpaksa apakah kamu yakin aku (aku yang kau cinta) akan bahagia?

Beranda, Puisi

Akankah itu dirimu?

Terkadang aku berfikir tentang apa yang jauh ke depan, membayangkan dirimu
ya,itu dirimu yang suatu saat akan duduk di sampingku
terlintas dalam bayangan.
Akankah itu dirimu?
mata itu,
Akankah mata itu yang meneduhkan hatiku?
tangan itu,
tangan yang suatu saat akan menggenggam erat tangan ini. yang sudah tak mampu lagi menguatkan dikala aku sudah tak mampu memikul beban.
Bibir itu,
akan kan bibir itu yang nantinya tak akan lelah menasehatiku?
Mencurahkan segala indah nya bait-bait puisi
Aku tak tau pasti itu.
Aku Tak pernah cemburu bahkan aku pun tak pernah memberi harapan lebih
engkau selalu hadir dalam setiap mimpi ku
engkau selalu ada dalam setiap bait doa ku
semoga semua ini tetap terjaga hingga akan tiba waktunya kita akan bersama

Beranda, Biografi

Kita PAMIT

SQUAD RnD

Ending akan segera tiba, sudah siapkah?
Seberapa jauh kaki melangkah, goresan tinta hari demi hari telah tertuang dalam untaian kalimat. Di atas kertas putih yang dulunya bersih, untaian kalimat telah tersusun rapi rangkaian rekam Story, telah tersimpan rapi lika-liku yang kita hadapi telah rapi dalam memori. Bukan akhir namun segera berakhir. Bukan ujung tapi bukan permulaan.

Semua kenangan indah tersusun dalam angan, biarlah rasa yang merasakan, apa yang dirasakan. Generasi membaiklah dari yang baik. proses yang terevaluasi menjadi estafet langkahmu Kelak. Untaian nasehat yang hanya mampu terlontar dari bibir kotor ini bukan terbaik. Namun membaiklah dari segala upaya sebelumnya. Kami percaya akan kalian, kami titip pada kalian.

Gugurnya bukan untuk ditimpali akan tetapi jadikan pupuk agar menjadi tanaman yang bermanfaat, berbuah manis dan tumbuh subur. Jangan hidup tanpa cita-cita dan mati tanpa sejarah, ukirlah sejarah dengan tinta emas kalian. Ukirlah nak, ukirlah 😊

Jangan berhenti berproses nak, pasrah kan dan percayalah Hasil adalah buah dan cerminan dari setiap proses
Tapi tak dapat pula kalian pungkiri, bahwa setiap apa yang terjadi saat iniadalah bentuk iradatnya (kehendak nya)
Hasil yang tak sesuai dengan keinginan bukan berarti tak ada makna nya.

Lihatlah nanti, esok, bahkan lusa dan yang akan datang. Kalian akan faham, mengapa tahap itu harus kalian lewati.

Berproses lah nak teruslah berproses

Berjuang lah nak jangan jadi pecundang, menjadi baiklah nak dari yang baik

Maaf kita harus pamit 🙏